Gaza, MINA – Ribuan tentara Zionis Israel mengalami stres pasca-trauma karena menghadapi pejuang Palestina di Jalur Gaza. Sejak Oktober 2023, tercatat sebanyak 10.000 tentara cadangan Zionis meminta layanana kesehatan mental.
The Jerusalem Post melaporkan, beberapa hari lalu seorang tentara melakukan bunuh diri setelah menerima perintah untuk kembali bertugas militer di Jalur Gaza.
Sebelumnya, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan bahwa 10 perwira dan tentara Israel telah melakukan bunuh diri sejak 7 Oktober, beberapa di antaranya bunuh diri dalam pertempuran di pemukiman sekitar Gaza.
Pada Mei 2024, sebuah penerbangan oleh maskapai sewaan El Al, Sun D’Or menuju ke Georgia terpaksa berbalik dan mendarat setelah seorang penumpang menyerang awak kabin.
Pria itu diidentifikasi sebagai tentara Israel yang mengalami gangguan stres pasca-trauma karena tugas militer di Jalur Gaza.
“Dia memukul pramugari dan berteriak ke seluruh pesawat hingga tiba-tiba tumbang,” kata seorang saksi mata dilansir the Times of Israel.
Menurut saksi mata itu, tentara Israel tersebut berteriak, “Saya berada di Gaza, dan saya menderita PTSD, saya melihat mayat-mayat terbang di udara.”
Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, juga sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah menyelamatkan seorang tahanan Israel dari upaya bunuh diri di mana dia ditangkap di Jalur Gaza.
Pada pertengahan Maret lalu, tentara Israel mengakui bahwa mereka menghadapi masalah kesehatan mental terbesar sejak 1973, dengan latar belakang perang yang dilancarkan faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza dengan tentara pendudukan sejak Badai Al-Aqsa.[]
Mi’raj News Agency (MINA)